Adaempat jenis e-commerce, yaitu B2B ( business to business ), B2C ( business to customer ), C2C ( customer to customer ), dan C2B ( customer to business ). Contoh perusahaan retail e-commerce adalah Amazon, Tokopedia, Lazada, Shopee dan semacamnya. 2. Gift Shop.
Teater atau pertunjukan drama memperlukan beberapa aktor dan aktris untuk menjadi pemeran karakter dalam drama tersebut. Aktor ataupun aktris dapat menjadi sebuah karir yang luar biasa. Sebagai contohnya di Indonesia banyak aktor dan aktris yang berkarir hingga internasional. Menjadi aktor atau aktris dalam teater perlu mempelajari teknik dasar seni peran dengan terkaitFungsi Seni TeaterSeni Sastra Sumbawa LawasFungsi Seni PertunjukanFilm Indonesia dengan Biaya Pembuatan TermahalPada dasarnya terdapat 10 teknik yang bisa dilatih para pemain agar dapat mengembangkan diri mereka. Teknik dasar seni peran tersebut diantaranya adalah1. Teknik Olah PikiranMengolah pikiran dapat membantu pemain untuk menjiwai suatu peran dalam cerita. Teknik dasar seni peran pertama dapat dilatih dengan cara seperti berikutMengolah pikiran dari jiwa Teknik ini memisahkan pikiran dengan perasaan dan emosi yang dialami. Mengolah pikiran dengan mengingat tokoh – Mengingat semua tentang peran yang akan dimainkan dan dimaknai dengan lebih pikiran dengan indra manusia Menggunakan kelima indra manusia untuk merasakan setiap unsur kehidupan yang ada. Mendapatkan esensi dari yang dapat dirasakan seperti mencium wangi sedap, mendengar jeritan, disentuh kekasih, bernyanyi, dan imajinasi terhadap karakter yang dimainkan dan posisi karakter berada akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengolah Teknik Olah SuaraMengolah suara dapat membantu untuk memberikan karakter yang lebih baik dengan pemberian intonasi dalam pengucapan. Membawa intonasi yang tinggi saat karakter sedang marah dapat membuat penonton merasakan amarah yang dikeluarkan. Menggunakan suara yang tersendu-sendu saat menangis akan mengundang rasa simpati. Hal yang harus diolah dalam suara adalahUcapan kata harus jelas Jelasnya ucapan dapat membuat penonton mengerti apa yang diucapkan oleh pemeran. Selain itu sebagai kejelasan kepada pemain lainnya untuk melakukan aksi kata mempunyai tekanan yang bisa dimainkan Adanya penekanan atau intonasi kata dalam suatu kalimat dapat membuat penonton merasakan kata mempunyai volume suara yang tepat Suara yang bervolume tepat membuat situasi menjadi lebih nyata. Teriakan memerlukan suara yang kencang, berbeda dengan saat menangis yang mengeluarkan suara ini cara berlatih olah suara Melatih kejelasan ucapanMelakukan naskah drama dengan cara berbisik dengan lawan main dan melatih pengucapan kata yang susah berulang kali. Selain itu juga membaca naskah drama dengan tempo yang tekanan ucapanTekanan Dinamik Merupakan keras dan pelannya suatu ucapan. Penggambaran isi pikiran dan perasaan dapat diperjelas melalui tekanan ini. Seperti contohnya “Saya suka BINATANG ayam”, menandakan karakter tersebut menyukai ayam sebagai binatang, bukan sebagai sumber Tempo Tempo digunakan untuk mengatur lambat dan cepatnya suatu percakapan. Sebagai contohnya karakter yang dalam situasi ria akan mengeluarkan tempo dengan lebih cepat daripada Nada Melatih intonasi nada dapat membuat karakter tersebut memasuki situasi yang volume ucapanMengatur suara dari pembacaan naskah menjadi dasar dalam berperan. Cara melatih volume dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan bantuan seseorang untuk mendengar lalu mencoba berbagai volume untuk jarak yang bervariasi. Tujuan dari latihan ini adalah menentukan apakah volume sudah jelas atau tidak, menggambarkan suasana, dan wajar? Cara lain adalah latihan menggumam. Menggumam harus jelas dan stabil, lancar dengan menggunakan terkaitManfaat Belajar SeniKebudayaan JawaPerbedaan Seni dan KeindahanTarian Tradisional Sumatera Barat3. Teknik Olah TubuhMemainkan sebuah karakter tidak hanya menggunakan suara tapi juga menggunakan tubuh. Menggerakan tubuh menggabungkan pikiran dan emosi yang dialami oleh karakter. Seorang pemeran yang profesional dapat menirukan mimik gerakan dan berubah menjadi orang lain saat diminta. Cara mengolah tubuh dapat dengan memperhatikan lingkungan sekitar yang terjadi secara natural. Memperhatikan gestur tubuh seseorang ketika mengalami sesuatu atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika ia mempunyai emosi mengolah tubuh terdiri dari beberapa cara untuk melatih tubuh sesuai dengan anggota tubuhnya. Beberapa cara melatih anggota tubuh yaituMelatih kepala dan LeherTerdapat 4 langkah untuk melatih kepala dan leher, yaituMenjatuhkan kepala ke depan lalu ayunkan kiri dan ke kananMenjatuhkan kepala ke arah kanan lalu ayunkan ke kiri melalui bagian depan, setelah itu diayunkan kembali ke kenan melewati bagian bahu dengan cara yang sama dengan sebelumnyaMelakukan gerakan bersamaan dengan kaki dan tangan yang gerakannya Tubuh Bagian AtasBerguna untuk membuat tubuh menjadi lebih lentur dan siap melakukan hal yang dilakukan karakter dalam peran. Cara melatihnya adalah sebagai berikutBerdiri dengan merenggangkan kaki sekitar 60 sentimeterMenekuk lutut sedikit lalu mencondongkan kedua tubuh kedepanTubuh dibiarkan posisi seperti itu untuk beberapa saatLalu menegakkan tumbuh kembali hingga lurusUlangi dengan arah yang berbeda kiri, kanan, belakangMelatih pinggul, lutut, dan kakiBerguna untuk melatih pergerakan dan melenturkan bagian bawah tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikutBerdiri tegak serta kaki rapat, menekuk lutut lalu kembali tegakBerdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain lurus ke depan. Menekuk lutut lalu kembali tegak. Dilakukan lutut ke kiri dan kanan dan buat gerakan variasi pada seluruh batang tubuhBergna untuk melatih pergerakan tubuh secara menyeluruh dan melenturkan tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikutBerdiri tegap, angkat tangan ke atas, lalu loncat dan meregangkan diri. Setelah itu merapatkan kembali tubuh secara pelan-pelan sambil seluruh tangan dan kaki ketika di melatih anggota tubuh, teknik dasar seni peran juga terdapat cara untuk melatih gerakan berjalan, berlari, dan meloncat. Gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter peran yang terkaitUnsur-Unsur Keindahan Seni TariTarian Tradisional Sumatera BaratCara Mengatasi Demam Panggung dengan CepatUnsur-unsur Pementasan Drama yang WajibMenurut Bolelawski ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik dasar dalam seni peran, yaitu sebagai berikutFokus / KonsentrasiKonsentrasi diperlukan untuk tetap fokus terhadap karakter yang akan diperankan di dalam cerita. Karakter dalam cerita dapat dipelajari lebih lanjut dengan masuk kedalam karakter tersebut dengan konsentrasi. Tujuan fokus adalah mengubah karakter diri pemain menjadi karakter emosi sangat berpengaruh untuk memerankan sebuah peran. Mengingat suatu kejadian dalam hidup kita yang sejenis dirasakan oleh karakter yang diperankan dapat membuat karakter semakin hidup. Menyalurkan ekspresi yang dirasakan dari ingatan tersebut dari ingatan membuat ekspresi menjadi lebih natural. Contohnya adalah mengingat lucunya lelucon yang diberikan pelawak pada saat datang ke acara stand-up DramatisMerupakan suatu kegiatan yang menggabungkan ekspresi dan emosi. Hal ini dapat dibantu dengan perasaan yang didapat dari ingatan emosi yang dijelaskan sebelumnya. Mendapatkan laku dramatis yang baik dapat dilakukan dengan cara melatih diri berkali kali hingga bisa. Contohnya adalah menggunakan ingatan lucunya lelucon seseorang dan menggunakan emosi tersebut untuk WatakAktor atau aktris profesional harus mendapatkan esensi dari karakter yang diperan dengan baik. Aktor atau aktris harus bisa memerankan karakter fiktif tanpa menyematkan karakter pribadi mereka sedikitpun. Segala hal mulai dari gerakan, gesture, bahkan hingga cara berpikir dan melakukan segala sesuatu berpengaruh dalam membangun teknik dasar yang menjadi alternatif lain apabila melakukan konsentrasi, ingatan emosi, laku dramatis, dan pembangunan watak sulit. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter yang akan diperankan. Cara melakukan observasi adalah dengan mengamati baik-baik dan mencari informasi mengenai karakter dan TempoPenggunaan irama dan tempo dibuat untuk membawa penonton masuk kedalam situasi yang ada didalam cerita. Irama musik menjadi pengiring untuk mendapatkan suasana hidup dalam cerita, membuat cerita menjadi lebih berwarna dan tidak membosankan. Pada umumnya ada tiga bahan yang harus dilatih pemeran, yaituMimik Pernyataan atau perubahan gerak-gerik mata, mulut, bibir, hidung, atau kening. Gestur Cara bersikap dengan menggerakan anggota tubuh. Vokal Memainkan suara dan intonasi dalam berbicara.
5Jenis Business Plan yang Perlu Kamu Ketahui. Ketahui perbedaan beberapa jenis business plan agar informasi yang kamu kumpulkan menjadi penting dan akurat. Andara Rose - 3 March 2022. Business plan merupakan dokumen penting untuk keberlangsungan sebuah bisnis. Business plan sendiri adalah sebuah guide atau panduan bisnis agar kamu tidakmisi ka ada yang bisa bantu jawab? *il..l 100 A… Kelas_10_…wa_2017 artistik tersebut dilakukan oleh seorang pimpinan grup kesenian. Oleh karena 200 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK itu, pembelajaran pementasan teater kali ini, terfokus pada lingkup materi pementasan teater tradisional, mulai dari kegiatan; persiapan sebelum pementasan prapementasan, pelaksanaan pementasan, dan akhir pementasan pasca pementasan. Setelah kamu menyaksikan pementasan teater di gedung pertunjukan, di tengah lapang, di media jejaring sosial, atau di televisi. Unsur-unsur pementasan apa saja yang kamu lihat tonton? Coba kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidentifikasi kegiatan pementasan teater tradisional ! three 5 6 Seni Budaya 201 Perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di *l..l A… 99 Zdit 88 thirty Seni Budaya 201 209 Perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini! Gambar manakah yang menunjukkan jenis teater yang kamu ketahui dan ada di sekitarmu? ane. ii. Apakah kamu pernah menyaksikan salah satu pementasan teater tradisional berdasarkan gambar tersebut? three. Apa perbedaan yang menonjol dari sudut pandang pementasan teater tradisional dari contoh gambar tersebut? 4. Dapatkah kamu mengidentifikasi pengetian pementasan teater tradisional dari contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah keberadaan teater tradisional yang ada di daerahmu atau yang kamu ketahui melalui contoh gambar tersebut? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokkan dan isilah tabel di bawah ini sesuai dengan lingkup pementasan teater! Ragam Jenis Teater Tradisional No Nama Pemen- Uraian Gambar tasan Teater Teater Teater Teater Tutur Boneka Manusia ane. ii. 3. 4. v. 6. seven. 8. ix. 202 Kelas Ten SMA / MA / SMK / MAK -210 DO W Alat Tampilan Mobile Bagi PDF ke DOC Seni Budaya 169 Tabel 1. Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No. Gambar Tanya Jawab ane. daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 2. 2. Dapatkah kalian menceritakan peristiwa lakon dari salah satu contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. iii. 3. Apa perbedaan yang menonjol terkait unsur lakon dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. iv. 4. Dapatkah kalian mengidentiikasi unsur lakon dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 5. five. Bagaimanakah pendapat kalian terkait keberadaan lakon teater tradisional yang ada di daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 1 4 2 5 3 half-dozen 170 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Aktiitas peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui pengamatan gambar pementasan teater tradisional yang dimunculkan dipastikan memiliki kecenderungan jawaban sangat beragam dan dapat memacu pada kegiatan pembelajaran tanya jawab. Dengan jawaban yang berbeda untuk setiap peserta didik, jadikan sebagai modalitas untuk terlibat aktif dalam suasana pembelajaran yang sesunguhnya. Pendapat peserta didik apakah benar atau salah perlu dihargai dengan pujian atau arahan untuk memotivasi peserta didik agar terpacu untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik. Jika proses pembelajaran melalui rangsang gambar pementasan tradisional yang dimunculkan kurang efektif dan membingungkan peserta didik dalam pembelajaran. Guru disarankan untuk menfasilitasi peserta didik dengan mencari media lain, yakni; keragaman jenis dan bentuk teks cerita daerah atau lakon bersumber teater tradisional berbasis ke daerahan. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab per- tanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik. Timbal balik dari jawaban peserta didik, guru memperoleh jawaban atau tanggapan sebagai langkah awal dalam melakukan strategi pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan pengamatan mendalam bersumber ragam pe- mentasan teater tradisional dengan sub-materi memahami jenis dan ben- tuk lakon dengan cara peserta didik melakukan analisis ragam jenis dan bentuk lakon sebagaimana tertuang dalam tabel 2. Tabel 2. Analisis Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No Gambar Nama Pementasan Sumber CeritaLakon Uraian Ulasan Roman Hikayat Panji Epos Mahabarata- Ramayana 1. Teater Rakyat Mendu, Riau ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Kepulauan Riau, Sumatra. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. Seni Budaya 171 2. Teater Boneka Wayang Golek, Jawa Barat ✓ Jenis teater boneka ini tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri- ciri teater klasik atau istana sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 3. Teater Rakyat Ludruk, Jawa Timur ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Timur. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 4. Teater Rakyat Topeng Banjet, Jawa Barat ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Karawang, Subang Jawa Barat. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 5. Teater Istana atau Klasik Wayang Wong, Jawa Tengah dst. ✓ Jenis teater klasik atau istana ini tumbuh dan berkembang di daerah Keraton Yogyakarta dan Surakarta Jawa Tengah. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 6. Teater Rakyat Topeng Arja, Bali ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Bali. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. Informasi Guru Jawaban peserta didik pastinya sangat beragam. Biarkan situasi pembelajaran lebih hidup dan beragam tanggapan. Guru senantiasa memotivasi dan menfasilitasi evaluasi bersama melalui silang jawaban atau pendapat antar peserta didik. Untuk kelancaran pembelajaran pada tahap pembelajaran inti, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik dengan cara membuat kelompok diskusi. Pembagian kelompok diskusi, hendaklah memperhatikan pembagian kelompok berdasarkan keragaman atau pemerataan kemampuan peserta didik. Artinya, setiap kelompok terdiri dari para peserta didik yang memilki 172 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK kencederungan belajar yang berbeda, yakni kelompokan peserta didik, antara yang rajin dan kurang rajin dengan teknik pembagian dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik dari antusias atau semangat pembelajaran sebelumnya. Aktivitas Peserta Didik Langkah pembelajaran selanjutnya, setelah kondisi peserta didik dibagi dalam kelompok belajar atau mengacu kelompok belajar yang telah dibentuk sebelumnya. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk aktif menjawab pertanyaan dengan sub-materi tertuang pada tabel 3. Tabel 3. Format Diskusi Hasil Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional Nama SiswaKelompok NIS HariTanggal Pengamatan No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan 1. Judul Lakon OKD Operasi Keamanan Desa Teater Rakyat, Jawa Barat gambar 4. ii. Jenis Lakon Roman Sejarah 3. Tema Lakon Tema Perjuangan Keterangan tambahan Di dalam setiap lakon mengandung tema, antara lain tema sosial, tema psikologi kejiwaan, tema perjuangan heroic, dst. Di dalam tema memiliki; masalah , pesan dan gagasan dari penulis atau pengarang atau pemilik cerita. 4. Unsur Lakon Setiap lakon mengandung unsur Alur cerita, tema cerita, penokohan, karakter, setting cerita dan sudut pandang cerita dari sumber cerita atau pengarang cerita. 5. Gambaran Singkat Lakon Perjuangan para keamanan desa sungguh tertantang akibat ulah para penjahat yang suka menggangu keamanan warga. Berkat kegigihan dan kerjasama dengan aparat keamanan lainnya TNI, akhirnya berhasil menanggkap para perusuh yang membuat masyarakat hidup tidak nyaman. Para penjahat tak berdaya Seni Budaya 173 No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan bertekuk lutut dan dipenjarakan oleh aparat keamanan. Warga masyarakat pun kini hidup dengan aman dan damai. 6. Pesan Lakon Janganlah berbuat kejahatan atau onar, karena dengan berbuat kejahatan atau onar dapat merugikan diri sendiri dan orang lain atau warga masyarakat. Informasi Guru Jawaban di atas hanyalah sebuah contoh dalam menafsir atau mengiterpretasi cerita atau lakon melalui rangsang gambar pementasan teater tradisional gambar nomor 4. Oleh karena itu, peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih salah satu dari gambar pementasan teater tradisional yang akan dijadikan topik pembahasan dalam menyusun naskah lakon. Pengalaman dan aktiitas peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada kolom tabel yang ditugaskan adalah modal kreativitas menggali dan mengembangkan imajinasi lakon atau cerita dengan teknik menyusun lakon dan mengkomunikasikannya bersumber pengetahuan dan pengalaman peserta didik dan antar teman. Aktivitas Peserta Didik • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan diskusi sesuai kelompok dan mempelajari buku materi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tertuang pada tabel 3. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan dan lisan sesuai kelompok yang dibentuk. Dilanjutkan dengan tanya jawab antarkelompok presentasi diskusi dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mengemukakan temuannya dari hasil diskusi. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab kembali sesuai pertanyaan yang tertuang pada tabel 1 dan tabel two. Hal ini, dilakukan sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam menguasai konsep menyusun naskah lakon. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi menyusun naskah lakon mengenai; pengertian, jenis dan bentuk, serta unsur lakon bersumber lakon teater tradisional. 174 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelompok atau kelompok kelas berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam mengikuti sub-materi selanjutnya. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar konsep menyusun lakon, pemberian tugas dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi yang akan dibahas peserta didik pada pertemuan selanjutnya pada semester ii. Informasi Guru Kegiatan tindak lanjut berupa penugasan, guru menyarankan peserta didik secara kelompok untuk beraktiitas mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung, peserta didik dapat melakukan wawancara, observasi pada kelompok seni teater tradisional yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak langsung terkait sub materi dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran seperti; membaca materi pembelajaran, internet, video, dst. Hindari pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber informasi tentang identiikasi pengertian, jenis dan bentuk dan beberapa unsur pendukung dalam memahami menyusun naskah lakon perlu disampaikan oleh guru, demikian pula dengan bagaimana cara untuk memperoleh informasi tersebut. Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Seni Budaya 175 Tabel 4. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mengidentiikasi Lakon Teater Tradisional Mengidentiikasi Unsur-Unsur Lakon Teater Tradisional Membandingkan Jenis Dan Bentuk Lakon Teater Tradisional 1 two 3 4 5 1 ii 3 4 5 1 2 three 4 five i ii 3 four Dst. Skor Maksimal fifteen Tabel 5. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Menysun Lakon Menghargai Pendapat Teman 1 2 3 4 five 1 2 3 4 5 1 2 3 iv v 1 2 3 four Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 6. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Full Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menemukan Konsep Menyusun Lakon Mengkomunikasikan Temuan 1 2 iii 4 5 1 2 3 iv 5 1 2 iii 4 5 1 ii 3 4 dst. Skor Maksimal fifteen 176 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 7. Keterangan Skor Skor Penjelasan v Sangat Baik iv Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor 1 sampai v. Tabel 8. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan 1. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. 2. Baik four 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Cukup iii 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 4. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 5. Sangat Kurang i fifty-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Pedoman Penilaian Nilai Skor = x100 = …….. Skor siswa ∑ 45 Seni Budaya 177 Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,5 menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, dan tes lisan, dalam memahami konsep menyusun naskah lakon. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan beragam konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon dari kelompok seni teater tradisional yang ada di masyarakat. Dalam pembelajaran menyusun naskah lakon pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi menyusun naskah lakon bagi peserta didik. ii. Menunjukkan berbagai contoh konsep menyusun lakon dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pembelajaran dalam memahami materi menyusun naskah lakon. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis dan bentuk lakon sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan lakon yang dibawakan dalam menunjang aktiitas dan kreativitas menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. 178 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Seni Budaya 179 B. Pertemuan Kedua Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran terkait teknik dan prosedur menyusun naskah lakon pada pertemuan kedua, peserta didik diharapkan dapat • Membedakan teknik menyusun lakon teater tradisional. • Mengapreasiasi lakon teater tradisional. • Menganalisis lakon teater tradisional. • Menyusun naskah lakon teater tradisional. • Mempresentasikan naskah lakon dengan lisan dan tulisan bersumber lakon teater tradisional. Indikator capaian peserta didik yang telah direncanakan dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Pelaksanaan pembelajarannya, guru perlu suatu upaya melalui proses pembelajaran. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam pertemuan kedua untuk mengusai teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Adapun pendekatan saintiik dalam implementasi pembelajarannya dapat dilakukan dengan tidak selalu berurutan. Pendekatan pembelajaran saintiik pun, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa model yang relevan seperti; model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dst. Langkah pertama dalam lingkup pembelajaran menyusun naskah lakon dengan pendekatan saintiik untuk memahami teknik dan prosedur dalam proses pembelajaran menyusun naskah lakon dapat dilakukan sebagai berikut. Informasi Guru Aktiitas guru sebagaimana biasanya sebelum masuk pada pembelajaran inti, dipastikan melakukan kegiatan pembelajaran awal atau kegiatan apersepsi. Salah satu fungsinya, guru dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran yang akan dibahas dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya. 180 Buku Guru Kelas Ten SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik melalui pengamatan langsung atau tidak langsung tentang pemahaman teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon teater tradisional dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, seperti; membaca materi pembelajaran, berkunjung ke sanggar teater tradisional, apresiasi pementasan teater tradisional, internet, video, dst. Langkah selanjutnya, setelah peserta didik menjawab pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didk. Guru tetap senantiasa untuk motivasi dan menfasilitasi peserta didik pada tahap pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan diskusi mendalam bersumber ragam hasil pengamatan peserta didik dengan sub-materi teknik dan prosedur menyusun naskah lakon. Langkah berikutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi dalam diskusi kelompok untuk menganalisis lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah sebagaimana tertuang pada tabel 1. Tabel 1. Analisis Lakon Judul Lakon Si Ridon Karawang Sumber Topeng Banjet Kabupaten Karawang Nama Kelompok ………………… No. Babak Adegan Nama Tokoh Kedudukan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias Tokoh Busana Tokoh Peralatan Tokoh Musik one. Babak I Siang hari. Disebuah Perkampungan daerah Karawang Adegan one Si Ridon Tengah Berlatih Pencak Silat. Si Ridon Tokoh Utama Protagonis memiliki kemampuan Pencak Silat. Seorang pemuda sekitar thirty tahunan, berperawakan ganteng, tinggi besar, berkumis dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pemberani, sopan, dan pembela kebenaran. Rias karakter berwibawa, ganteng, berkumis dst. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, beriket kepala barangbang semplak, dan beralas kaki sandal capit dari kulit, dst. Golok Kendang Pencak. Seni Budaya 181 No. Babak Adegan Nama Tokoh Kedudukan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias Tokoh Busana Tokoh Peralatan Tokoh Musik 2. Babak II Malam hari. Disebuah gubuk tua yang kumuh. Adegan 1 Gembong Penjahat dkk. tengah merencanakan kerusuhan warga Gembong penjahat dan Antek- anteknya Tokoh Antagonis Suka berkelahi, dan merampok. Berusia tua sekitar 50 tahunan, berparas jelek, berperawakan kekar, berkumis baplang dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pengecut, licik,kasar, suka memaksa dan merampas hak orang lain perampok. Rias karakter garang, lusuh, dan suka berkelahi membuat takut orang lain. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, bergelang akar bahar, beriket di leher, dan tidak beralas kaki, dst. Golok Gamelan Sunda 3. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Informasi Guru Analisis lakon di atas hanyalah sebuah contoh. Peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih dan menentukan lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah yang dapat dikembangkan dalam topik pembahasan teknik dan prosedur berkreativitas menyusun naskah lakon. Aktifitas Peserta Didik • Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan latihan menyusun naskah lakon sesuai lakon yang dibawakan melalui diskusi kelompok bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Dengan panduan peserta didik dalam berkreativitas menyusun naskah lakon sebagaimana tertuang pada tabel ii. Tabel 2. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Nama Kelompok No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik 1. Memilih dan menentukan lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. 2. Membaca naskah atau mengapresiasi lakon melalui pementasan teater tradisional atau sumber cerita daerah. 3. Menganalisis lakon bersumber teater tradisional atau cerita daerah. 182 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik four. Menyusun pola pengadegan lakon melalui analisis tokoh utama atau peran utama dalam suatu babak pementasan teater tradisional. 5. Mempresentasikan lakon bersumber teater tradisional dengan lisan dan tulisan. Informasi Guru Tabel. 2 di atas hanyalah sebuah rambu-rambu atau kisi-kisi bagi guru untuk memandu peserta didik dalam beraktiitas dan berkreativitas menyusun naskah la- kon sesuai prosedur pembelajaran. Keteraturan dan ketelitian peserta didik dalam be- raktiitas dan berkreativitas sesuai panduan atau langkah-langkah pembelajaran pada tabel. 2 merupakan modal kreativitas dalam menggali potensi dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyusun naskah lakon dengan saling tolong me- nolong dan membangun kerjasama antar teman. Aktifitas Peserta Didik • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan sesuai tabel 1, lisan dan praktik menyusun nas- kah lakon sesuai lakon yang dibawakan. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi melakukan tanya jawab antara kelompok penyaji dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mem- presentasikan hasil diskusinya. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi pem- belajaran mengenai; teknik dan prosedur menyusun naskah lakon yang dipelajari. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelom- pok berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pe- mahaman peserta didik dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun nas- kah lakon. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar teknik dan prosedur menyusun naskah lakon, tagihan tugas perbaikan dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi pembelajaran pada se- mester 2 mengenai merancang pementasan teater dan pementasan teater bersum- ber teater tradisional. Seni Budaya 183 Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Tabel 3. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Full Nilai Analisis Lakon Teater Tradisional Atau Cerita Daerah Identiikasi Teknik Menyusun Lakon Prosedur Berkreativitas Menyusun Naskah Lakon 1 2 three iv v 1 2 3 iv five i two 3 four 5 i 2 3 iv Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 4. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Menyusun Lakon Menghargai Pendapat Teman i ii 3 4 5 1 2 iii 4 v 1 ii 3 4 v i 2 three four Dst. Skor Maksimal xv 184 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 5. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menyusun Naskah Lakon Mengkomunikasikan Temuan 1 2 three iv 5 1 ii three 4 5 1 2 3 iv five 1 2 three iv Dst. Skor Maksimal 15 Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara ane – v. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 6. Keterangan Skor Skor Penjelasan five Sangat Baik four Baik 3 Cukup 2 Kurang i Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor one sampai v. Tabel 7. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan ane. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. ii. Baik four 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. three. Cukup 3 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. iv. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. v. Sangat Kurang i 50-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Seni Budaya 185 Pedoman Penilaian Nilai Skor = x 100 = …….. Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah ix. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,five menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, tes lisan, dan praktik dalam memahami teknik dan prosedur menyusun naskah lakon. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang teknik dan prosedur dalam pembelajaran menyusun naskah lakon untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan dan menyusun naskah lakon bersumber pengamatan langsung dan tidak langsung. Dalam pembelajaran menyusun naskah lakon pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. ane. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi menyusun naskah lakon bagi peserta didik. 2. Menunjukkan berbagai contoh lakon dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pementasan dalam memahami materi menyusun naskah lakon. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis dan bentuk lakon sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan lakon yang dibawakan Skor siswa ∑ 45 186 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK dalam menunjang aktiitas dan kreativitas menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Semester 2 188 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK semester 2 BAB ix Pameran Karya Seni Rupa Kompetensi Inti KI i Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI iii Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kerja sama, santun, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, dan alam melalui apresiasi dan kreasi seni sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami konsep dan prosedur pameran karya seni rupa. Memamerkan hasil karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang dibuat berdasarkan melihat model. Seni Budaya 189 Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang pameran karya seni rupa, siswa diharapkan dapat memahami konsep dan prosedur pameran seni rupa serta dapat melaksanakan pameran karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang dibuat siswa dengan melihat model. Informasi Guru Pada semester yang lalu peserta didik telah belajar membuat karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Kini saatnya untuk mengkomunikasikan karya yang mereka buat kepada khalayak yang lebih luas. Jika saat itu peserta didik hanya menampilkannya dalam pameran sederhana di dalam kelas, maka sekarang mereka menyelenggarakan pameran yang lebih besar dalam kegiatan akhir tahun bersamaan dengan kegiatan pementasan seni lainnya. Kegiatan apresiasi seni dalam bentuk pameran seni rupa dan pagelaran seni pertunjukkan musik, tari dan teater bermanfaat untuk mengenalkan kepada masyarakat sekolah dan masyarakat sekitar hasil kreasi siswa sekolah tersebut. Melalui kegiatan ini peserta didik diharapkan dapat meningkatkan silaturahmi dengan teman-temannya dari kelas yang lain maupun dari sekolah lain yang datang berkunjung untuk mengapresiasi hasil kreasi mereka. Tanggapan dari para pengunjung pameran dan pentas seni dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu sajian pameran dan pementasan di masa yang akan datang. PETA MATERI Pameran Seni Rupa Pengertian Pameran Tujuan, Fungsi, Manfaat, dan Pameran Merencanakan Pameran Persiapan pameran Pelaksanaan pameran 190 Buku Guru Kelas 10 SMA MA SMK MAK Informasi Guru Indikator Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang pameran karya seni rupa, peserta didik diharapkan mampu 1. Mengidentiikasi pengertian pameran ii. Menjelaskan pengertian pamernan karya seni rupa 3. Mengidentiikasi jenis pameran seni rupa 4. Membandingkan jenis pameran seni rupa, Pernahkah siswa-siswi anda mengunjungi pameran karya seni rupa? Mungkin diantara mereka ada atau bahkan banyak yang belum pernah mengunjungi museum atau galeri seni rupa, tetapi mereka mungkin tidak menyadari bahwa kegiatan pameran karya seni rupa secara langsung maupun tidak langsung ada disekitarnya. Mintalah peserta didik untuk mengamati baik-baik lingkungan di sekitarnya. Beri penjelasan pada peserta didik bahwa kegitan menata ruangan, menggantungkan foto atau lukisan di dinding ruang tamu bahkan di ruangan kamar tidur pada dasarnya kegiatan memamerkan karya seni rupa. Lukisan, foto, affiche dan benda-benda hiasan lainnya yang digantungkan di dinding, dipasang untuk dinikmati atau diapresiasi orang yang melihatnya. Selanjutnya ajak mereka untuk memperhatikan barang dagangan yang dipajang di pasar, di warung, di kaki lima, di toko hingga super market, tunjukkan bagaimana barang-barang tersebut ditata sedemikian rupa agar menarik perhatian orang yang melihatnya dan tentunya dengan harapan akan membelinya. Berilah mereka gambaran bahwa prinsip dasar kegiatan pemeran karya seni rupa pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pemajangan barang-barang tersebut. Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa ke pada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan deinisi yang diberikan Galeri Nasional Republic of indonesia bahwa pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas http Bentuk apresiasi ini bermacam-macam, mulai dari pujian dalam hati hingga imbalan berupa materi. A. Pengertian Pameran Seni Budaya 191 Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah masyarakat. Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi peserta didik dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis benda karya seni rupa untuk dilihat dengan harapan dapat diapresiasi oleh masyarakat. Informasi Guru Indikator Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang tujuan, manfaat dan fungsi pameran karya seni rupa, peserta didik diharapkan mampu 1. Mengidentiikasi tujuan pameran seni rupa, 2. Mengidentiikasi fungsi pameran seni rupa three. Mengidentiikasi manfaat pameran seni rupa, four. Mengungkapkan tujuan pameran seni rupa 5. Mengungkapkan fungsi pameran seni rupa six. Mengungkapkan manfaat pameran seni rupa Informasikan kepada siswa anda bahwa sebagai mahluk yang berakal dan berbudi, setiap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seharusnya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Demikian pula halnya dalam kegiatan penyelenggaraan pameran setidaknya dikenal beberapa tujuan yaitu tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebuah kegiatan pameran yang diselenggarakan dalam lingkup terbatas sekolah maupun lingkup yang lebih luas masyarakat dapat diselenggarakan dengan harapan tujuan karya yang dipamerkan terjual dan dana hasil penjualan tersebut digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu, korban bencana alam. Ada juga kegiatan pameran yang diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terkjual dengan keuntungan yang tinggi bagi pemilik karya atau penyelenggara pameran tersebut. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan harapan mendapat apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas B. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Pameran 192 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK berkarya selanjutnya. Walaupun demikian tidak terlarang hbagi siswa untuk menyelenggarakan kegiatan pameran karya seni rupa yag bersifat komersial. Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan peserta didik dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif. Berkaitan dengan organisasi penyelenggaraannya, penyelenggaraan pameran di sekolah bermanfaat untuk melatih peserta didik bekerja dalam kelompok bekerja sama dengan orang lain, menguatkan pengalaman sosial, melatih untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri serta melatih untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan. Jika karya yang dipamerkan diapresiasi dengan baik, kegiatan pameran juga bermanfaat membangkitkan motivasi peserta didik dalam berkarya seni. Cahyono, 1994. Motivasi untuk berkarya dan menyajikan karya ini merupakan jalan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Rasa percaya diri ini mendorong siswa untuk berani mencoba sesuatu yang baru, mendorong timbulnya sikap kreatif dan inovatif. Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni seniman dengan pengamat seni apresiator. Pameran seni rupa pada hakekatnya berfungsi untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton Wartono, 1984. Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat 1996 125 secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya 1 Meningkatkan apresiasi seni; two Membangkitkan motivasi berkarya seni; three Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas; iv Berkarya visual lewat karya seni dan v Belajar berorganisasi. Proses pembelajaran tentang pameran karya seni rupa ini menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Adapun model pembelajaran yang digunakan dapat memilih beberapa model yang relevan seperti model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dsb. Secara umum langkah-langkah pendekatan saintiik dalam proses pembelajaran pameran karya seni rupa dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Mengamati
13 Jenis Database yang Wajib Kamu Ketahui. Jika kamu sedang mendalami ilmu data, maka kamu wajib mengetahui berbagai jenis database yang ada di luar sana. Sebab, database memiliki peran yang cukup penting. Yaitu, untuk menyimpan data atau informasi yang kamu miliki. Itulah mengapa kamu mesti paham berbagai jenis database serta perbedaannya.
Seni Peran atau Seni Akting adalah Seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri, sehingga sejalan dengan lakon, naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. Istilah “Peran” atau “Akting” berasal dari bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, istilah acting ini berasal dari kata “to act” yang berarti bertindak, berbuat, melakukan atau berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya. Dari kata “to act” tersebut lahirlah istilah actor untuk istilah pemeran pria dan actrees sebagai sebutan untuk pemeran wanita. Tindakan berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya tersebut tentunya akan dilakukan berdasarkan tokoh yang dibutuhkan dalam lakon. Lakon atau naskah yang dibawakan juga akan memberikan kebutuhan Seni Peran yang berbeda. Selanjutnya, naskah juga akan menyesuaikan terhadap jenis Seni Teater yang dibawakan. Intinya, terdapat berbagai gaya akting atau seni peran yang digunakan dalam berakting. Setiap gaya seni peran tersebut memiliki keunggulan masing-masing, terutama jika dikaitkan dengan jenis kebutuhan akting, seperti akting untuk teater atau film. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan mengenai berbagai gaya seni peran. Gaya Seni Peran Seni peran dalam teater tradisional rakyat, menurut Sembung, 1992, hlm. 33 dapat dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu seni peran komikal, seni peran realistik, dan seni peran dengan gaya agung. Gaya Komikal Seni peran gaya komikal berarti gaya yang sarat dengan kelucuan yang harus dihadirkan. Biasanya gaya ini hadir ketika tokoh pelawak mulai muncul atau tampil dalam adegan comic relief bagian komik. Gaya Realistik Merupakan gaya yang menekankan kenaturalan dan kemiripan dengan tokoh manusia yang sebenarnya. Seni peran gaya realistik ditampilkan oleh pemeran lainnya dalam membawakan lakon bersumber kehidupan sehari-hari, misalnya tokoh sejarah atau hanya sekedar tokoh yang harus tampak alamiah. Gaya Agung Seni peran bergaya agung biasanya dilakukan pemeran untuk membawakan cerita atau lakon kolosal/kerajaan. Lakon yang dibawakan pada teater tradisional rakyat sebagian besar tidak berdasar pada naskah tertulis. Sehingga pemeran tidak menghafalkan dialog dan harus melakukan improvisasi atau aksi spontan dengan gaya agung meniru-nirukan gaya tokoh kerajaan. Menyesuaikan Gaya Seni Peran Dari teater tradisional, kita dapat mempelajari bahwa Seni Peran harus menggunakan gaya yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini juga berlaku bagi Teater Modern bahkan Seni Film sekalipun. Film akan cenderung membutuhkan gaya yang realistik, natural atau alami. Sementara itu Seni Teater Kontemporer akan bergerak tanpa batas melewati berbagai gaya Akting. Karena Teater hari ini banyak membawa berbagai referensi dari berbagai sudut pandang, tanpa membeda-bedakannya. Teater Kontemporer dapat bergaya tradisional, adiluhung dan merakyat secara bersamaan dalam satu Lakon. Seni Peran dalam Teater Tradisional Hal unik lainnya dari Seni Tradisional adalah bahwa seorang Aktris atau Aktor tidak hanya dituntut untuk dapat berakting atau berdialog saja. Mereka juga harus dapat menari, menyanyi, menabuh dan memahami konsep dasar iringan musik. Contohnya adalah seorang Dalang dalam Pementasan Wayang Golek/Kulit selain harus dapat fasih bercerita, ia juga harus memiliki kemampuan untuk memainkan wayangnya sendiri. Wayang Orang akan banyak melibatkan tarian tradisional pula. Persona dan Soft Skill Seni Peran Seseorang yang berakting akan terlibat dengan banyak orang, karena Seni Teater atau Film melibatkan banyak orang untuk memproduksinya. Karenanya, seorang Aktor atau Aktris harus memiliki persona, etos kerja dan kemampuan komunikasi yang baik. Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan ketika menjadi pelaku Seni Peran adalah sebagai berikut. Percaya Diri, Seorang Pemain Peran dituntut untuk sadar akan kelebihannya tanpa menjadi sombong dan mengenal kekurangannya sendiri tanpa rendah diri. Berwawasan dan mudah bergaul, Seorang Aktor atau Aktris harus peka terhadap berbagai isu-isu aktual agar dapat mengikuti berbagai naskah atau judul film yang akan dimainkan. Selain itu wawasan juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bergaul dengan unsur lain dalam suatu Seni Teater atau film. Keberanian untuk Mencoba dan Gagal Trial and Error, Dibutuhkan agar dapat mengikuti ekspektasi dari semua tim dan kru produksi. Terkadang karena komunikasi yang kurang baik, keinginan pihak lain seperti Sutradara tidak dapat tercapai dan membutuhkan banyak pengambilan ulang adegan atau latihan. Kerja Keras, Seni ini melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan dan waktu yang berbeda-beda dengan kita. Sehingga seorang pelaku Seni Peran harus mampu bekerja keras mengikuti jadwal latihan atau syuting yang cenderung akan selalu padat. Menghindari Kesalahan Pemilihan Tokoh atau miss casting, Seorang Aktor harus mengerti mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam lakon atau naskah yang ia bawakan. Jangan sampai over acting untuk Lakon yang harus realistis, begitu juga sebaliknya, harus lebih ekspresif dan emosional dalam lakon yang memang membutuhkannya. Unsur ekstrinsik persona seorang Aktor atau Aktris di atas terdengar terlalu umum dan dapat dengan mudah diketahui sebagai common sense. Namun memang kenyataannya hal-hal itu sangat dibutuhkan. Tidak sedikit Aktor atau Aktris yang hebat teknik perannya, tapi dihindari untuk casting oleh sutradara atau produser karena gagal memiliki poin-poin di atas. Hal-hal itu adalah kemampuan dasar kehidupan yang sayangnya masih banyak diacuhkan dan jarang diasah dalam keadaan sadar yang terencana oleh orang-orang. Tanpa Pemeran dengan persona dan soft skill yang baik, suatu pertunjukan teater atau film dapat tersendat proses produksinya. Unsur Seni Peran Berbicara soal dasar, selain persona dan soft skill, seorang Pemain atau Pemeran juga harus mengetahui berbagai unsur-unsur pembentuk dari Seni Peran itu sendiri. Mengapa? agar kita mampu melakukan analisis terhadap apa yang kita lakukan sehingga mampu mengevaluasinya. Misalnya, kita dapat menilai unsur apa yang kurang dari akting yang kita lakukan, apakah tubuh kita yang bergerak terlalu kaku? atau suara kita yang kurang lantang? apakah justru penunjang artistiknya yang menghalangi kita? dsb. Unsur seni peran meliputi tubuh, suara, rasa, pikir, dan artistik penunjang seni peran lainnya yang akan dibahas di bawah ini. Lakon/Naskah Lakon adalah naskah cerita yang digunakan untuk melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang Pemeran. Unsur ini tentunya sangat penting bagi Seni Teater, karena merupakan nafas atau nyawa untuk menjalin hubungan cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang Pemeran. Unsur Penokohan / Peran Penokohan adalah pembagian karakteristik peran, untuk mendukung suatu Lakon. Contohnya penentuan tokoh protagonis yang merupakan tokoh utama, dan antagonis yang merupakan penghambat atau tokoh yang memiliki konflik dengan pelaku utama . Penokohan dalam Seni Teater dapat dibagi menjadi beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain Protagonis, Antagonis, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur, dan Utility. Unsur Tubuh Tubuh seseorang dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan oleh seorang seniman teater. Perhatian yang dimaksud termasuk pengolahan atau pelatihan agar tubuhnya memiliki lentur, memiliki stamina yang kuat dan reflek yang cekatan untuk digunakan sebagai penunjang utama gerak dalam berakting. Unsur Suara Suara, atau vokal adalah salah satu unsur utama yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan dialog dari Seni Teater. Selain itu beberapa jenis Drama Teater akan membutuhkan unsur ini untuk bernyanyi, hingga menirukan berbagai suara di luar manusia, seperti Hewan dan benda tertentu. Unsur Penghayatan Penghayatan atau penjiwaan berarti mengisi dan memanipulasi suasana perasaan hati, ketika membawakan tokohnya di pentas. Menghayati tokoh yang diperankan sangatlah penting, karena akan memberikan dampak yang besar pada kualitas performans dari seorang Aktor/Aktris. Unsur Ruang Ruang dalam Seni ini merupakan ruang imajiner yang diciptakan Pemeran untuk mengolah posisi tubuh dan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya. Terdapat beberapa variasi ruang, yaitu lebar gerak besar, sedang gerak wajar, kecil gerak menciut. Contohnya, melalui gerak besar, pemeran akan memberikan suasana; sombong/angkuh, menguasai, agung, perbedaan status, dan kebahagiaan atau justru tampak marah. Unsur Kostum Kostum adalah perlengkapan yang dikenakan, menempel atau melekat pada seniman peran untuk memperindah tubuh pemain pada wujud lahiriah dalam aksi seni peran di atas pentas. Kostum meliputi unsur rias, busana, dan asesoris. Selain untuk tujuan estetis, kostum juga berfungsi sebagai penguat atau memperjelas watak tokoh, baik secara fisik, psikis, moral atau sosial. Unsur Properti Properti yang dimaksud dalam Seni Peran adalah semua peralatan yang akan berinteraksi atau digunakan oleh Pemain, baik yang dikenakan maupun yang tidak dikenakan ditubuh. Biasanya properti dapat dikenakan oleh tangan handprop dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemain, seperti tas, topi, tongkat, kipas, busur, golok, dll. Unsur Musikal Unsur musikal adalah unsur pembangun suasana laku seni peran di atas pentas, meliputi; irama suasana hati, hingga ke irama vokal dari suatu lagu atau nyanyian yang dibutuhkan untuk membawakan lakon. Teknik Dasar Seni Peran Selain memahami unsur-unsur seni peran, pengetahuan serta latihan teknik dasar dari seni peran itu sendiri amatlah penting. Teknik dasar peran adalah metode dan strategi dasar dalam melakukan atau memainkan Peran. Selain teknik, teknik dasar seni peran juga melibatkan berbagai latihan untuk mempersiapkan tubuh seorang Pemain. Teknik dasar Seni Peran meliputi beberapa poin di bawah ini. Olah Tubuh Yakni atihan dasar untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuh. Olah Suara/Vokal Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal. Olah Rasa Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi. Ruang Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang pergerakan dari fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan blocking, yaitu menunjukan punggung pada penonton, sehingga mereka tidak dapat melihat ekspresi dan gerakan tubuh Pemain dengan baik. Referensi Sembung Willy F 1992. Topeng Banjet Karawang Dewasa ini Sebuah Tinjauan Deskriptif. Bandung Laporan Penelitian STSI. Rendra. 2013. Seni Drama untuk Remaja. Bandung Pustaka Jaya. Arayana 2005. Teknik Seni peran . Bandung Diktat Bahan Pembelajaran Program Teater ISBI. Perbesar Ilustrasi jenis-jenis arduino. Foto: Sahand Babali/Unsplash. Sesuai dengan komponennya yang terus berkembang, ada berbagai macam jenis Arduino yang dapat digunakan. Namun, akan dijelaskan beberapa tipe dari alat ini yang sering dipakai. Berikut adalah jenis jenis sensor arduino: ADVERTISEMENT. 1. Arduino Uno. Gambar manakah yg paling menunjukkan jenis seni peran yg ananda ketahui1. Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni tugas yg ananda pahami? 2. Dapatkah ananda memeragakan salah satu adegan seni peran menurut gambar tersebut? 3. Apa perbedaan yg menonjol berdasarkan aksara tokoh seni peran dr acuan gambar tersebut? 4. Dapatkah ananda mengidentifikasi pengertian seni peran dr contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah pertimbangan ananda terkait eksistensi pemeran & aktris seni teater tradisional yg ada di daerahmu? Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni peran yg ananda ketahuiGambarnya mana ngabs?gada gambarnya di situ… Jawaban mana gambarnyaa? Penjelasan maaf kurang membantuu 1. Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni tugas yg ananda pahami? 2. Dapatkah ananda memeragakan salah satu adegan seni peran menurut gambar tersebut? 3. Apa perbedaan yg menonjol berdasarkan aksara tokoh seni peran dr acuan gambar tersebut? 4. Dapatkah ananda mengidentifikasi pengertian seni peran dr contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah pertimbangan ananda terkait eksistensi pemeran & aktris seni teater tradisional yg ada di daerahmu? Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni peran yg ananda ketahui Gambarnya mana ngabs? gada gambarnya di situ…Jenis-Jenis Gambar, Fungsi dan Unsur Gambar yang Perlu Kalian Ketahui - Unsur-unsur utama rupa adalah gambar, sehingga gambar dikenal juga sebagai ibu dari dunia kesenirupaan. Melalui gambar, manusia dapat menuangkan imajinasi kreatifnya. Gambar merupakan bahasa yang universal dan semua bangsa mengenal serta dapat berkomunikasi melalui gambar. Oleh karena itu gambar merupakan bahasa manusia yang paling penting dan selalu mewarnai peradaban bangsa setiap zaman. Ada beberapa jenis gambar yang dikenal dalam dunia seni rupa. Jenis-jenis gambar tersebut antara lain, sebagai berikut. Jenis-Jenis Gambar 1. Gambar Kreatif Ada beberapa macam gambar kreatif atau gambar yang dibuat atau dikerjakan secara bebas, tetapi harus tetap memenuhi kaidah-kaidah logika lazim secara umum. Para penggambar dapat mengungkapkan emosinya melalui gambar yang dikerajakan secara spontan. Yang termasuk dalam jenis gambar kreatif antara lain. Jenis-jenis Gambar Kreatif a. Gambar Bentuk Gambar Bentuk adalah gambar yang menggunakan objek gambar secara nyata, dan memiliki volume, bayangan, efek bahan, maupun kelengkapan dalam bentuk yang utuh. Gambar bentuk dapat dibuat dalam bentuk gambar berwarna maupun gambar hitam putih. Objek gambar bentuk sangat luas, dari benda-benda rumah tangga, hewan, tumbuhan, manusia, alam, maupun gambar imajinatif yang dikonkritkan. b. Gambar Ekspresif Gambar ekspresif adalah gambar yang dibuat berdasarkan penafsiran bentuk riil ke dalam bentuk ungkapan secara pribadi, serta subjektif selaras dengan emosi. Pendekatan ekspresi merupakan salah satu cara menuangkan gagasan kreatif baik baik dalam mewujudkan warna, bentuk maupun aspek rupa lainnya. Perasaan sedih, kecewa, marah, kesal, berontak, kagum, gembira, baik secara tampak maupun dalam pemilihan warna dan bentuk garis. Objek gambar ekspresif sangat bebas, bahkan dapat berupa gambar khayalan. Baca juga Cara Menggambar Binatang Berkaki Empat Teknik Menggambar Manusia dan Aktifitasnya 2. Gambar Konstruktif Gambar konstruktif adalah gambar yang dibuat menurut kaidah-kaidah objek suatu gambar. Baik ukuran, skala, perspektif, bayangan, volume, hingga bahan sesuai dengan objek gambar. Jenis-jenis gambar yang termasuk kategori gambar konstruktif antara lain sebagai berikut. Jenis-jenis Gambar Konstruktif a. Gambar Tampak Gambar tampak atau gambar teknik dilihat berdasarkan penampakan setiap bagian tampak atas, tampak depan, tampak samping, atau tampak bawah. Juga dikenal sebagai gambar tampak, diataranya tampak atas, samping kanan dan samping kiri. Dikenal juga dalam dunia gambar teknik yaitu posisi tampak model eropa dan model amerika. b. Gambar Perspektif Gambar Perspektif adalah gambar yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah objek suatu gambar, dengan satu titik hilang, dua titik hilang, tiga titik hilang, atau titik hilang diluar bidang gambar. Kesan perspektif tiga dimensi adalah keterbatasan persepsi mata manusia dalam menangkap benda/ objek secara utuh. Jenis gambar perspektif antara lain; gambar pandang mata burung dan gambar pandang mata katak. c. Gambar Isometri Gambar isometri adalah gambar yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah objektif suatu gambar dengan mengurangi kesalahan persepsi manusia. Dalam penglihatan mata normal, gambar isometri terlihat janggal sebab tanpa adanya pengecilan apabila posisi gambar jauh dari mata. Baca juga Gambar Teknik Proyeksi Pengertian dan Jenisnya 2 Cara Memproyeksikan Benda atau Objek Fungsi Gambar Beberapa fungsi gambar dalam kehidupan manusia sehari-hari antara lain sebagai berikut; a. Merekam Objek Pada awalnya nenek moyang manusia memanfaatkan gambar untuk merekam peristiwa-peristiwa yang ada disekitarnya, dengan menggambar tubuh dan benda sehari-hari. Kemudian pada masa awal sejarah peradaban manusia, gambar telah dimanfaatkan untuk mendokumentasikan dan merekam semua pengalaman maupun kegiatan yang dilakukan manusia pada zamannya. Meskipun telah ditemukan teknologi fotografi, gambar masih dipakai sebagai perekam semua aktifitas kehidupan manusia dengan berbagai teknik pengungkapan. b. Berimajinasi Secara Kreatif Gambar juga bisa dipakai sebagai wahana perekam gagasan konkrit yang muncul dari imajinasi manusia yang mengiringi aktifitas kreatif manusia. Otak manusia, seperti halnya komputer mengolah dan mematangkan gagasan-gagasan tersebut. Kemudian melalui kemampuan dan daya kreatif menggambar diungkapkan menjadi sesuatu yang konkrit sehingga dapat diamati oleh dirinya sendiri sebagai rekam visual dan juga orang lain sebagai apresiator. c. Komunikasi Gagasan Selain untuk merekam ide gagasan, gambar harus dapat dipahami orang lain, baik sebagai apresiator atau pelaksana kerja. Gambar kerja khususnya dapat dimengerti dan dicerna oleh pelaksana teknisi untuk menjadi sesuatu bangunan, benda, dan karya lainnya. Misalnya sebuah bangunan dibuat oleh seorang perancang yang kemudian dibuat komponennya, dibangun dan didirikan oleh para teknisi. d. Dokumen Gambar juga memiliki peran sebagai dokumen teknisi, terutama karya-karya yang akan diindustrialisasikan. Peranan gambar lebih besar sebagai dokumen budaya dan dokumen sejarah yang dapat menunjukkan tingkat peradaban suatu bangsa di zamannya. Unsur-Unsur Gambar Agar dapat terwujud menjadi sesuatu yang tampak utuh, gambar harus memenuhi sejumlah unsur-unsur pembantuknya. Unsur-unsur gambar antara lain sebagai berikut. a. Titik Titik adalah unsur gambar yang paling esensial. Sebuah gambar pada bidang kosong akan selalu berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik akhir. b. Garis Garis adalag kumpulan sejumlah titik yang ditarik secara bersambung. Ada dua macam garis, yaitu garis lurus dan garis melengkung bebas. Garis dapat dibentuk menjadi berbagai variasi; tebal, tipis, dan putus-putus. Dari aspek ekspresi garis dapat dibuat menggunakan alat bantu atau dengan tangan bebas. c. Bidang Bidang adalah area yang dibuat oleh pertemuan garis pada satu atau lebin titik pertemuan sehingga luasnya dapat diukur. Bidang dapat berkesan datar, dapat pula berkesan 3 dimensi. d. Citra Citra adalah kesan yang ditimbulkan oleh suatu objek gambar sehingga membentuk persepsi tertentu bagi pengamatnya. Untuk memberikan kesan jauh pada objek gambar misalnya, sering diberi baur warna putih dan biru. Sedangkan benda-benda yang dekat dengan pandangan mata sering diberi campuran warna kuning dan merah. Citra pada suatu objek gambar juga dapat dicapai menggunakan permainan tekstur, bayangan, volume, kesan maupun komposisi. Demikian pembahasan tentang "Jenis-Jenis Gambar, Fungsi dan Unsur Gambar yang Perlu Kalian Ketahui" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel seni rupa menarik lainnya di situs
Padaumumnya ada 3 jenis grafik yang paling sering digunakan oleh seorang investor atau trader saham dalam melakukan analisa saham secara Teknikal, yaitu Grafik Garis (Line Chart), Grafik Lilin (Candlestick Chart) dan Grafik Batang (Bar Chart). Mungkin Sahabat Koloni lebih familiar dengan Candlestick Chart saja, karena banyak investor atau
Daftar isiPengertian Seni PeranUnsur Seni PeranGaya Seni PeranTeknik Dasar Seni PeranLangkah Penyajian Seni PeranSeni peran dapat kita lihat dan temui pada pementasan, akting aktor dan aktris pada sebuah film dan lainnya. Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai seni peran mulai dari pengertian, unsur, gaya, teknik dan langkah penyajian dalam seni peran atau akting berasal dari kata padanan bahasa inggris yaitu “to act” yang memiliki arti yaitu bertindak, berbuat dan melakukan seolah olah bukan dirinya sendiri. Kemudian dari kata “to act” muncul istilah yaitu actor dan ditujukan pada pemeran pria, sedangkan actress yaitu sebutan untuk pemeran wanita. Seni peran merupakan cabang dari ilmu seni yang mempelajari mengenai teknik menciptakan dan memainkan peran sebagai tokoh tertentu diatas panggung atau di dalam Seni PeranLakonLakon di dalam bahasa jawa berarti melakukan cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh. Lakon yang ditulis oleh pengarang di mata seniman teater adalah bahan baku yang digunakan untuk berkreativitas seni peran melalui pementasan PenokohanPenokohan merupakan unsur yang terpenting di dalam seni peran, yang sumbernya berasal dari lakon, cerita dan naskah yang ditulis oleh pengarang. Penokohan di dalam seni peran dibagi menjadi beberapa diantaranyaProtagonisTokoh utama yang disebut dengan tokoh putih. Tugas dari tokoh utama yaitu menggerakkan cerita sehingga cerita yang dibawakan memiliki ini adalah lawan dari si tokoh utama. Biasanya antagonis ini menjadi penghambat tokoh utama yang disebut tokoh hitam. Tugas dari tokoh hitam ini yaitu untuk menghalangi, menghambat si tokoh utama dalam mencapai ini adalah tokoh yang berpihak pada si tokoh utama. Biasanya deutragonis ini membantu tokoh utama dalam menjalankan tujuannya. Selain itu tokoh ini juga dijadikan sebagai tempat pengaduan dari si tokoh ini adalah tokoh yang berpihak pada tokoh hitam atau lawan dari tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu si tokoh hitam atau antagonis di dalam menghalangi tujuan dari si tokoh utama. Selain itu, tokoh ini juga dijadikan sebagai tempat pengaduan oleh si ini sifatnya netral atau tidak berpihak kepada salah satu tokoh ini adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan si tokoh adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada para ini adalah tokoh pembantu, baik dari kelompok tokoh putih atau tokoh hitam. Tokoh ini biasanya hanya sebagai pelengkap atau penggembira TubuhUnsur tubuh ini merupakan unsur yang penting untuk dilakukan pelatihan agar tubuh si pemain memiliki stamina yang kuat. Untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan, pemain seni peran harus rajin dan disiplin dalam melakukan olah SuaraSuara merupakan unsur yang penting dalam penyampaian pesan dalam seni peran melalui bahasa verbal. Suara di dalam seni peran memiliki manfaat dalam menunjang seni peran dan perlu dilakukan pengolahan suara dalam bentuk suara bisa berupa pernapasan dan pengucapan melalui teknik dalam seni PenghayatanPenghayatan ini dimaksudkan untuk mengisi suasana perasaan hati. Unsur penghayatan ini perlu mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan setiap pemain dalam membawakan seni perannya akan terasa RuangRuang di dalam seni peran adalah unsur yang menunjukkan mengenai ruang imajiner yang diciptakan oleh pemain di dalam bentuk mengolah posisi tubuh dengan jarak rentangan tangan dengan anggota KostumKostum di dalam seni peran ini adalah perlengkapanyang digunakan, melekat dan menempel untuk memperindah tubuh pemain. Unsur kostum ini dapat berupa rias muka, busana, aksesoris untuk memperjelas watak dari tokoh dan PropertiUnsur properti ini digunakan dalam seni peran adalah semua peralatan yang digunakan oleh pemain, baik yang melekat di tubuh maupun tidak. Unsur properti harus dapat diolah menggunakan tangan dan memiliki fungsi untuk menguatkan watak atau karakter dari MusikalUnsur musikal ini digunakan untuk membangun irama permainan dengan si lawan main, pemain, suara pengucapan sang pemain dan irama dari musik sebagai penguat karakter dari tokoh Seni PeranGaya di dalam seni peran dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu gaya realistik, gaya komikal dan gaya agung. Berikut ini gaya dari seni peran tersebut yaituGaya RealistikGaya realistik ini adalah gaya yang menekankan pada kemiripan dan kenaturalan dengan tokoh manusia yang asli. Pemeran seni peran gaya realistik ini biasanya akan membawakan lakon lakon yang sumbernya dari kehidupan sehari KomikalSeni peran dengan gaya komikal ini adalah gaya yang mengandung unsur lucu atau komedi adalah menjadi hal yang paling utama yang harus ditunjukkan atau dihadirkan di dalam pertunjukkan seni peran. Biasanya gaya komikal ini dibawakan ketika pelawak mulai tampil dalam AgungGaya agung di dalam seni peran ini biasanya dilakukan di pameran dengan tujuan untuk membawakan cerita yang memiliki latar belakang kerajaan. Biasanya cerita yang dibawakan dalam seni peran dengan gaya agung ini tidak berdasar pada naskah. Para pemain tidak harus menghafalkan dialog dan lebih diutamakan pada improvisasi atau spontanitas dengan menirukan gaya dari suatu tokoh Dasar Seni PeranTeknik Olah TubuhUntuk menjaga agar tubuh tetap stabil dilakukan latihan dasar yaitu pengolahan dan pelatihan tubuh. Hal tersebut berguna untuk memiliki stamina yang kuat, daya refleks tubuh dan kelenturan Olah SuaraDi dalam mengolah suara dapat membantu untuk membentuk karakter menjadi lebih baik. Sehingga nantinya artikulasi yang dihasilkan oleh suara kita menjadi lebih jelas dan intonasi suaranya pun bisa Olah PikiranBelajar mengolah pikiran dapat membuat pemain untuk menghayati peran di dalam suatu ruang atau area juga diperlukan, baik dalam lingkup peralatan atau pengaturan dekorasi yang nantinya akan menjadi area dari suatu Penyajian Seni PeranSebelum melakukan seni peran, ada baiknya para pemain untuk melakukan pemanasan, mimik wajah, kinestik dan pelatihan vokal yang nantinya akan dibawakan sesuai dengan tokoh masing masing yang naskah terlebih dahulu hingga selesai, baik secara individu atau yaitu melakukan pemilihan dan menentukan peran yang sesuai dengan keinginan atau pembagian dari kelompok yang telah analisis pada tokoh dan watak yang akan penelitian yang berkaitan dengan peran yang akan dibawakan yang berhubungan dengan lingkungan yang ada dialog, gerak tubuh, penghayatan dan suara berdasarkan peran yang menghafalkan naskah, lawan main seni peran melakukan eksplorasi yang berupa blocking, moving, business dan suasana dalam membangun irama permainan lepas naskah, lakukan eksplorasi melalui teknik seni pentas seni peran tiba, pemain harus melakukan gladi kotor dan gladi bersih agar ketika pementasan berlansung tidak terjadi terakhir, mempresentasikan dan memaknai pembelajaran seni peran sebagai hasil analisis watak tokoh dalam bentuk tulisan, baik secara individu atau kelompok.4Ri7mD.